Selasa, 31 Mei 2011

wayang

Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.

Pagelaran wayang kulit dimainkan oleh seorang yang kiranya bisa disebut penghibur publik terhebat di dunia. Bagaimana tidak, selama semalam suntuk, sang dalang memainkan seluruh karakter aktor wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit kerbau dengan dihias motif hasil kerajinan tatah sungging (ukir kulit). Ia harus mengubah karakter suara, berganti intonasi, mengeluarkan guyonan dan bahkan menyanyi. Untuk menghidupkan suasana, dalang dibantu oleh musisi yang memainkan gamelan dan para sinden yang menyanyikan lagu-lagu Jawa.

Ragam lakon terbagi menjadi 4 kategori yaitu lakon pakem, lakon carangan, lakon gubahan dan lakon karangan. Lakon pakem memiliki cerita yang seluruhnya bersumber pada pustaka wayang, sedangkan lakon carangan hanya garis besarnya saja yang bersumber pada pustaka wayang. Lakon gubahan tidak bersumber pada cerita pewayangan tetapi memakai tempat-tempat yang sesuai pada pustaka wayang, sedangkan lakon karangan sepenuhnya bersifat lepas. Cerita wayang bersumber pada beberapa kitab tua misalnya Ramayana, Mahabharata, Pustaka Raja Purwa dan Purwakanda.

Salah satu hal yang meyebabkan wayang kulit kurang diggemari adalah masa pertujukkan yang cukup panjang. Inovasi yang dilakukan agar meningkatkan animo dalam pertunjukan adalah pemadatan durasi yang biasanya dalam waktu 7-8 jam ditampilkan dalam waktu 2 - 3 jam dengan tanpa mengurangi lakon pakem dan segmentasi cerita. Adanya lakon karangan yang mengikuti perkembangan dinamika kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik dan kemasyarakatan saat ini menjadi focus utama WIJAYA LARAS MANAGEMENT. Wayang kulit pakeliran padat dikemas dengan menyuguhkan cerita masakini dengan menganalogikan kejadian yang terjadi di masa lalu. Diiringi kolaborasi musik tradisional dengan musik modern dengan aransement profesional menambah greget wayang kulit modern yang bisa dinikmati semua kalangan tua maupun generasi muda. Adanya humor segar dan intelek membuat pergelaran ini pantas disebut  “wayang for fun”. Unsur edutainment ditonjolkan dimana dalam pertunjukkan memuat pesan - pesan filosofi praktis sebagai jawaban berbagai permasalahan yang ada, sehingga adanya pertunjukkan dapat diambil sebagai pelajaran dari pendahulu untuk bekal kehidupan sosialita masa datang.

BUDAYA KITA

Keanekaragaman seni budaya Indonesia laksana mozaik yang berjajar di sepanjang zamrud katulistiwa. Manifestasi seni budaya bangsa Indonesia adalah anugerah yang tidak dimilki setiap bangsa di dunia. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan sebuah kebanggaan sekaligus  tantangan yang harus dilestarikan di tengah dimensi modernitas dan arus global yang cenderung meninggalkan kearifan lokal. Modernitas, globalisasi dan liberalisasi merupakan sebuah kenyataan yang harus diterima dan disikapi sebagai sebuah peluang bukan ancaman.

Seni budaya Jawa telah banyak memberikan andil besar dalam mengembangkan khasanah budaya nusantara. Pengakuan dunia terhadap seni budaya Jawa terbukti dengan dipilihnya seni budaya Jawa  berupa Batik, Wayang dan Keris sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage). Sebuah penghargaan besar terhadap kreativitas, kesungguhan dalam memadukan cipta, karsa dan karya sebagai  bagian dari jati diri masyarakat Jawa.

Dalam kenyataan dan berbagai literasi, seni dan budaya Jawa masih perlu  dikemas menjadi sebuah tontonan dan tuntunan yang menarik dan menjadi kebanggaan bersama. Selain seni budaya yang sudah banyak dikenal, seni budaya Jawa masih banyak menyimpan potensi yang perlu ditata dalam penyajiannya. Sebagai contoh dalam seni gerak ada Lengger, Tledek, Ndolalak, Topeng ireng, Kubro Siswo, Soreng, Jathilan dan banyak tarian lain. Di bidang musik ada Calung Banyumasan, Gambang Semarangan dan Gamelan yang juga masih perlu dikolaborasi menjadi citra estetika seni yang bernilai jual tinggi.

Tantangan yang ada saat ini adalah bagaimana mengemas seni budaya Jawa menjadi sebuah media Edutainment  tanpa meninggalkan nilai luhur filosofi yang ada sebagai wujud pembelajaran bagi generasi muda, mengisi peluang industri hiburan berbasis kearifan lokal dan menghilangkan kesan “kuno” untuk diterima di wilayah yang representatif sekelas hotel berbintang, event bertaraf Internasional, MICE, opening ceremony, broadcast program dan misi budaya di berbagai negara sahabat.

Berdasar inilah WIJAYA LARAS MANAGEMENT hadir untuk mengemas seni budaya lokal berbekal manajemen modern dan profesional di industri hiburan. Didukung sumber daya yang handal di berbagai disiplin ilmu  WIJAYA LARAS MANAGEMENT berusaha memberikan sajian yang maksimal dalam setiap event yang ditangani.

WIJAYA LARAS MANAGEMENT berharap dukungan serta kerjasama dari berbagai fihak untuk dapat mewujudkan visi dan misi sekaligus  untuk menjadi sebagai organisasi yang tetap memelihara tradisi dengan inovasi  sebagai kebanggaan negeri.

Terima Kasih